LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kinerja Enzim Katalase
Anggota Kelompok :
1.
.......................... (00)
2.
............................ (11)
3.
.......................... (22)
4. ................................... (33)
Kelas : XII IPA
SMA 3003 KEPULAUAN NUSANTARA
INDONESIA
2014/2015
A.
TUJUAN
Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kinerja enzim katalase.
B. LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Enzim
Menurut
Syamsuri metabolisme sangat bergantung pada enzim.Enzim berperan sebagai
pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup, tetapi enzim tidak
ikut bereaksi.
B.
Struktur
Enzim
Enzim
merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari
molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut
dengan sisi aktif (active side).
Secara
kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagain bukan protein.
1.
Bagian protein disebut apoenzim,
tersusun atas asam – asam amino.Bagian protein bersifat labil (mudah berubah),
misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2.
Bagian bukan protein yang disebut gugus
protetik, yaitu gugusan yang aktif.Gugus prostetik yang berasal dari
molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus
prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks disebut konenzim,
misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin,
piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
C.
Ciri
– Ciri Enzim
1.
Biokatalisator
: enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan untuk
mempercepat proses reaksi.
2.
Protein
: sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi
dan dipengaruhi pH.
3.
Bekerja
Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat
mempengaruhi reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang
terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat.Substrat adalah zat yang bereaksi.
Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam
enzim pun banyak.
4.
Dapat
Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali
karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat
bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.
5.
Rusak
Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu
protein . Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim
tidak dapat bekerja lagi.
6.
Tidak
Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk
mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi.
7.
Bekerja
Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan
suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja
menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.
D.
Cara
Kerja Enzim
1.
Teori
Gembok - Anak Kunci
Sisi
aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis
substrat saja.Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok
dengan anak kuncinya.Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik.
Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan
berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini
tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya.Jika
enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang
sama.
2.
Teori
Induced Fit
Reaksi
antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat
terhadap molekul enzim.Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel
dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat
akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan
perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemidian
terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah
menjadi produk.Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan
semula, siap untuk mengikat substrat baru.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a)
Gelas kimia sebanyak 3 buah
b) Rak
dan 5 tabung reaksi
c)
Pipet
tetes
d)
Kaki
3
e)
Pisau
/ cuter / silet
f)
Pembakar
spiritus
g)
Lidi
dan korek api
2. Bahan
a)
Hati ayam
b)
Es batu
secukupnya
c)
Larutan NaOH 5%
d)
Larutan HCl 5%
e)
Larutan H2O2 25%
C. CARA
KERJA
1. Menyiapkan
tabung reaksi A, B, C, D, dan E.
2. Mencincang
hati ayam dengan pisau / cuter / silet sehingga menjadi potongan kecil-kecil
kemudian menambahkan beberapa tetes air agar mudah dimasukkan ke dalam tabung.
3. Mengisi
tabung reaksi masing-masing tabung A, B, C, D, dan E dengan cincangan hati ayam
hingga ketinggian 1,5 cm.
4. Mendinginkan
lebih dahulu hati ayam pada tabung E pada es batu.
5. Memanaskan
lebih dahulu hati ayam pada tabung Dpada air mendidih kemudian di dinginkan.
6. Melakukan
urutan langkah pengujian sebagai berikut:
a. Tabung
A + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari
kanan dan mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari
dan melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
b. Tabung
B + 10 tetes NaOH baru kemudian + 6 tetes H2O2 dan segera
menutupnya dengan ibu jari kanan kemudian mengamati kemunculan gelembungg gas,
Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala api dengan memasukkan
bara lidi api dalam tabung.
c. Tabung
C + 10 tetes HCl + 6 tetes H2O2
dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan kemudian mengamati kemunculan
gelembungg gas. Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala api
dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
d. Tabung
D + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari
kanan dan mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari
dan melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
e. Tabung
E + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari
kanan dan mengamati kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari
dan melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
7. Mengisikan
hasil percobaan pada tabel pengamatan
D. DATA
PENGAMATAN
Larutan
|
Ektrak
hati + H2O2
|
Keterangan
|
Gelembung
|
Nyala
Api
|
Asam
|
-
|
Padam
|
|
Netral
|
+++
|
Nyala Terang
|
|
Basa
|
++
|
Tetap
|
|
Dipanaskan
|
+
|
Padam
|
|
Didinginkan
|
+++
|
Nyala
terang
|
|
Keterangan
:
+ + + = banyak
gelembung
+ + =
gelembungnya sedang
+ =
sedikit gelembung
- =
tidak ada gelembung
E. SIMPULAN
Enzim
katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O)
dan Oksigen (O2). Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas
500C, dan pada kondisi asam maupun basa..
F.
SARAN
Dibutuhkan
waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk
melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji
faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Dibutuhkan
alat – alat yang lebih lengkap agar data hasil percobaan kami lebih akurat.
G. PERTANYAAN
- Bagaimanakah
sifat H2O2?
H2O2
besifat korosif dan sangat berbahaya bagi tubuh karena mengandung bahan-bahan
anorganik yang tidak dibutukan bagi tubuh.
- Mengapa
pada percobaan ini menggunakan hati?
Karena
hati adalah organ tubuh yang banyak mengandung enzim katalase yang dapat nengubah
H2O2 menjadi 2 H2O dan O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.
- Apa yang
anda ketahui tentang katalase, dimanakah dibuat dalam sel?
Enzim
adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai
contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.Enzim
katalase dihasilkan di bagian mikro tepatnya peroksisom.
- Gelembung
gas apakah yang terbentuk? tuliskan reaksi penguraiannya!
Gelembung gas yang terbentuk
adalah gelembung hydrogen.Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif
mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.Contoh, pada
laruutan HCl terjadi reaks ielektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagaiberikut.
HCl(aq) H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksireduksi:2H+(aq)+2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
- Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase!
a. Konsentrasi
enzim
Seperti
pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung
pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentrasi
Substrat
Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Untuk
dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim
dengan substrat.Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang
disebut bagian aktif.Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini
hanya menampung sedikit substrat.Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin
banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut.Dengan
demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini
menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi.Namun dalam keadaan ini, bertambah
besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi
kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah
besar.
c. Suhu
Oleh
karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang menggunakan
katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu.Pada suhu rendah reaksi kimia
berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung
lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka
kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi
proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian
konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan
menurun.
Kenaikan
suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi.
Peningkatan
suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak terkatalisis
dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan dari besarnya
molekul. Bagaimanapun energy panas dapat meningkatkan energy kinetic dari enzim
ke titik yang mana kelebihan energy pelindung untuk dapat mengganggu interaksi
non-kovalen yang berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari enzim.Cincin
polipeptida kemudian mulai terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan
pengurangan kecepatan dari aktivitas katalisis.Pada temperatur tertentu sebuah
enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi, kompetensor katalisis tergantung
suhu normal sel, yang mana enzim itu berada.Enzim pada umumnya stabil pada
temperatur 45-55oC.Sebaliknya, enzim pada mikroorganisme termofilik yang berada
pada sumber mata air panas gunung berapi, atau pada lubang hidrotermal bawah
laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100oC.
d. Pengaruh
Ph
Seperti
protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya.Enzim
dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda. Dengan
demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian
aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh
terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula
menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya
aktifitas enzim. Terdapat suatu nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat
menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.pH tersebut dinamakan pH optimum.
e. Pengaruh
Inhibator
1. Hambatan
Reversibel
Molekul
atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan inhibitor.Hambatan terhadap
aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia mempunyai arti yang penting, karena
hambatan tersebut merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi
pada tubuh.Disamping itu hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang
mekanisme kerja enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing atau
hambatan tidak bersaing.
a. Hambatan
bersaing
Disebabkan
karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula membentuk
kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor. Pembentukan kompleks enzim inhibitor
ini sama dengan pembentukan kompleks enzim substrat,
yaitu melalui
penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan demikian
terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif enzim.Inhibitor
yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing. Inhibitor
bersaing menghalangi terbentuknya kompleks enzim substrat dengan cara membentuk
kompleks enzim inhibitor yang tidak dapat membentuk hasil reaksi P. Dengan
demikian adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya
kompleks enzim substrat dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.
b. Hambatan
tidak bersaing
Tidak
dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya
disebut inhibitor tidak bersaing.Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung dengan
enzim pada suatu bagian enzim diluar bagian aktif.
Penggabungan
antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas, atau pada enzim
yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat.
2. Hambatan
Irreversibel
Hambatan
irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible
dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk
enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut.
a. Konsentrasi
Ion Hidrogen
Kecepatan
dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis menunjukkan ketergantungan
yang signifikan dari konsentrasi ion hydrogen.Kebanyakan enzim intraseluler
menunjukkan aktivitas optimal pada nilai pH 5 dan 9.Hubungan dari aktivitas
konsentrasi ion H menunjukkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH yang
tinggi dan rendah serta efek pada enzim, substrat, atau keduanya.
b. Ion
Logam
Ion-ion
logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada lebih seperempat
dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi peranan pengatur, khususnya
bagi reaksi dimana ATP merupakan substrat. Kalau kompleks ATP ion logam
tersebut merupakan substrat, aktifitas maksimal secara khas akan terlihat pada
rasio molar ATP terhadap logam di sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan
ATP merupakan hambatan karena senyawa-senyawa nukleosida di– dan trifosfat
membentuk kompleks yang stabil dengan kation-kation dwi-valensi, konsentrasi
intraseluler nukleotida dapat mempengaruhi konsentrasi intraseluler ion-ion
logam bebas dan dengan demikian mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim
tertentu.
c. Efektor
Alosterik
Aktivitas
katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor alosterik berbobot
molekul rendah yang umumnya tanpa atau mempunyai sedikit kemiripan structural
dengan substrat ataupun koenzim bagi enzim yang diatur itu.Inhibisi umpan balik
merupakan istilah yang mengacu pada penghambatan aktivitas suatu enzim dalam
lintasan biosintesis oleh produk akhir dari lintasan terakhir.